oleh Muhammad Mujtahid Muthlaq pada 15 Oktober 2010 jam 0:59
Bilik2 dosa sangat pekat teronggok dalam hati..
sedangkan 'amal tiada sama sekali...
meronta dalam kenistaan...
Hamba menghadap-Mu wahai Robbku………
bukan dengan gemericik tasbih dan tahmid...
Bukan dengan 'kebersihan jiwa......
namun dengan bercak dosa yang kian berkarat....
kian berkarat....
Aku tak tahu...
Engkau berkenan atau tidak untuk menghapusnya...
Memang tak pantas diri ini...
memohon ampunan dari Mu..
Tiap detik, Bermilyar2 nikmat Mu bahkan lebih..
Kau karuniakan kepadaku
dan akupun merasakannya...
Tetapi tiap detik pula hamba ingkar dari nikmat Mu..
Tiap detik pula dosa dosa tercipta dari seluruh bagian tubuhku..
Bagaimana aku mempertanggung jawabkannya....
Yaaa Robb...
Yaaaaaa Robb...
.......................................................
entah .....
sudah berapa kali Engkau tegur hamba?
Engkau tegur perbuatan dosaku dengan keinginan untuk mengulanginya lagi
tapi kebodohan dan kelemahan melawan nafsu membelenggu hati,
sehingga kilau lembut hakikat teguranmu berlalu tanpa makna
satu kesalahan melahirkan kesalahan-kesalahan lainnya
dosa pun kian menumpuk, tertata rapi dalam jiwa dan jasad hamba
otak pun sudah penuh antrian keinginan yang sebenarnya tak hamba inginkan kehadirannya
disela-sela manisnya maksiat nurani hamba tersadar meski hanya sekejap
" apakah jasad hamba akhirnya hanya akan menjadi bahan bakar neraka-MU?"
hamba memang layak meraung, menggelepar dineraka-MU
namun hamba tiada mampu walau sekedar ‘tuk mengecap siksa-Mu
hamba tak kuasa....
Yaa Robb ……………………………………
dimanakah akan hamba temukan kekuatan untuk meredam keinginan sesat ini?
dengan cara apa hamba akan Engkau anugerahi kemampuan itu?
semoga sebelum nyawa ini Engkau cabut, hamba masih Engkau beri kesempatan
kesempatan untuk merasakan manisnya taubatan nasuha.
Amin ya Robbal ‘alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar