Tumpek pasti jatuh pada hari sabtu. kata-kata itu selalu terngiang dalam benakku. apa sebenarnya Tumpek dan kenapa setiap Tumpek Landep saya sebagai umat Hindu harus mantenin kendaraan? Untuk itu saya mencoba mencari jawabanya di Mbah guru Google, untuk mengobati rasa penasaran saya. Setelah melakukan beberapa searching, akhirnya saya menemukan banyak jawaban namun intinya sama dan saya rasa cukup untuk menerangkan apa itu Tumpek dan apa itu tumpek landep. Dan dalam tulisan ini saya akan mencoba untuk berbagi ilmu yang saya dapat secara acak dari berbagai sumber.
Apa itu TUMPEK, dan bagaimana keberadaannya serta syclus durasi pemunculannya.
Apa itu TUMPEK, dan bagaimana keberadaannya serta syclus durasi pemunculannya.
Tumpek = Asal dari kata Tumampek, mendekatkan diri kepada sang Maha Pencipta dg jalan mensyukuri segala ciptaannya baik secara langsung maupun tidak langsung kita nikmati sehingga sudah sewajarnyalah kita mensyukurinya kepada sang pemberi nikmat.
Syclus kedatangannya
Tiada lain adalah sebagai apa yang digariskan oleh arti Tumpek itu sendiri yaitu:
TU = metu dan Pek = berakhir Jadi Tumpek berarti merupakan Awal dan juga akhir. Tumpek sangat erat kaitannya dengan Kalender Hindu di Bali yang merupakn gabungan dari Caka surya pramana dan Chandra Pramana serta Wuku yang kita kenal sebanyak tiga puluh wuku, selain wuku ada juga syclus lain yaitu Saptawara dan Pancawara.
Sehingga antara Sapta wara terakhir Saniscara ketemu dengan Pancawara terakhir ( kliwon ) maka syclus inilah kemudian disebut tumpek, yg datangnya setiap 35 hari 1 X.
Tumpek akan bertemu setiap akhir wuku Saniscara (Sapta wara ) dan akhir Pancawara Kliwon, inilah yang kemudian disebut denga awal dan akhir dalam istilah Hindu disebut Utpeti, Stiti dan Prelina, yang kemudian diambilah Utpeti dan Prelina ( Tum-Pek )
BERMACAM MACAM TUMPEK.
1. Tumpek Landep.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Pasupati atas ciptaanya, sehingga atas analisys dari manusia menggunakan ketajaman Jnananya sehingga berhasilah mengolah logam logam yang dipergunakan untuk melancarkan usahanya dalam menunjang kehidupan sehari-hari, sehingga lazimnya pada tumpek ini sepertinya di katagorykan sebagai sarwa sanjata-senjatanyapun yang dari Logam, pada hal yang utama bagaimana ketajaman dari Jnanam kita yang di anugrahi oleh sang maha pencipta.
2. Tumpek Wariga.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Sangkara atas ciptaanya, atas analisys manusia serta usahanya untuk mengolah tumbuh tumbuhan sedemikian rupa, sehingga memberikan makna dan berhasil guna untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
3. Tumpek Kuningan
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Iste dewata atas ciptaanya, sehingga kita sebagai manusia bisa melakukan penghormatan kepada Raje-Dewata dan Dewati atas jasa yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita bisa meneruskan cita cita para leluhur semasa hidupnya.
4. Tumpek Klurut.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Aji Gurnita atas ciptaanya, sehingga atas analisys & usaha manusia bisa menikmati kesenangannya dalam Keindahan dan seni.
5. Tumpek Uye.
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Rare angon atas ciptaanya, sehingga atas analisys dan usaha manusia bisa memanfaatkan jasa-jasa dari hewan / binatang baik yang dinikmati langsung maupun yang dikerjakan.
6. Tumpek Wayang
Bersyukur kepada Hyang Maha Pencipta dalam manifestasinya sebagai Hyang Iswara atas ciptaanya, sehingga atas analisys dan usahanya manusia mampu untuk berkreasi dalam mewujudkan Aikyam, Ciwam, Sundaram.
Masing masing tumpek diatas, semuanya mempunyai Mitos yang sangat menarik, Kisah rare angon (Tumpek Uye ), Kisah dari Bhatara Kala ( Tumpek Wayang ) kisah Hyang Kumararatih dsbnya. Tunggu tanggal mainnya akan diceritrakan satu persatu pasti deh kebagian semuanya mari kita sembahyang dulu hari ini dalam rangka bersyukur kepada Hyang PASUPATI. (tumpek landep ) besok besok dilanjutkan Mogi semuanya panjang yusa ayuverdi.
Nah kita kembali ke Makna Tumpek landep yang jatuh pada Hari ini tgl 9 Oktober 2010
Tumpek Landep salah satu hari raya yang berdasarkan wuku, yang jatuh pada Saniscara Kliwon wuku Landep. Hari raya ini masih berkaitan dengan hari raya Saraswati atau hari turunnya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diturunkan saat saraswati, pada tumbek landep ini kembali diasah sehingga dapat diimplementasikan secara nyata yang dipergunakan untuk jalan dharma. Dalam hal ini tumpek landep merupakan perayaan untuk mengasah ketajaman pikiran, mental serta spiritual kita.
Dalam lontar Sundarigama disebutkan Tumpek Landep merupakan pengastawan ring landeping idep. Pada rerahinan Tumpek Landep ini yang dipuja yaitu Tuhan dalam prabawa-Nya sebagai Hyang Siwa Pasupati. Secara etimologi, pasu artinya binatang (hewan) dan pati artinya menaklukkan. Jadi, Pasupati bisa diartikan Tuhan penakluk sifat-sifat kebinatangan.
Karena itu barang siapa yang dapat menaklukkan sifat-sifat kebinatangannya, ialah sesungguhnya yang dapat ''bertemu'' dengan Tuhan. Sepanjang sifat kebinatangannya masih merajalela, umat tak dapat menemukan kebahagiaan lahir-batin.
Dalam konteks Tumpek Landep, mengupacarai senjata yang merupakan simbolis dari manusia itu sendiri. Diupacarai untuk harapan supaya lebih tajam , Senjata yang diberikan Tuhan kepada umat manusia yaitu pikiran (main) merupakan senjata yang paling esensial. Pikiran itulah mesti terus ditajamkan,karena pikiran merupakan senjata yang luar biasa. Tetapi mesti disadari, senjata yang tajam itu bukan untuk menghancurkan, tetapi memberi kebahagiaan bagi semua makhluk. Karenanya, kemanusiaan seseorang bisa bermartabat, jika dapat mengabdi dengan ketajaman pikiran di bawah kendali-kendali kesucian Hyang Siwa Pasupati
Pada masa ini, di Bali setiap perayaan Tumpek Landep segala jenis kendaraan, senjata ataupun segala benda yang terbuat dari besi dilakukan upacara. Hal ini maksudnya adalah untuk memanusiakan semuanya. Tetapi, sebelum memanusiakan semua benda yang disebutkan itu, perlu juga dilakukan memanusiakan diri sendiri terlebih dahulu. Dalam Memanusiakan adalah dengan cara bhakti, kasih dan sayang kepada semua benda tersebut. Karena setiap gerak atau segala sesuatu yang kita kerjakan memiliki karma, yang merupakan suatu persembahan. Dan dari karma tersebut nantinya akan ada phala.
Vibrasi Kesucian
Wisatawan mancanegara yang menikmati liburan di Pulau Dewata, ada di antaranya memiliki aura spiritual yang kuat, sehingga mereka bisa merasakan rangkaian ritual di Pulau Dewata. Termasuk Tumpek Landep menjadikan bumi Bali penuh memancarkan vibrasi kesucian, kedamaian dan kenyamanan.
Para pelancong pun memuji tradisi penuh ritual ini sebagai kegiatan yang penuh spirit kemanusiaan dalam membangun manusia yang arif yang dapat memanfaatkan kemajuan iptek.
Seirama dengan kemajuan itu, orang-orang Bali semakin banyak memiliki sarana kelengkapan rumah tangga yang terbuat dari besi maupun tembaga.
Sarana perlengkapan itu antara lain mobil, sepeda motor, televisi, radio, dan jenis peralatan lainnya. Bagi mereka yang terjun dalam bisnis foto copy dan percetakan yang mengoperasikan berbagai mesin, juga melaksanakan upacara Tumpek Landep, dengan panjatan doa agar peralatan yang mereka gunakan lebih awet dan tidak segera rusak.
"Kalau mobil-mobil mewah itu bisa berkomunikasi, tentu berharap dibeli oleh orang Bali, karena selain dirawat dengan baik, juga mendapat perlakuan khusus pada hari Tumpek Landep,"
Semua peralatan dari besi, termasuk mesin, harus terpelihara kesuciannya, dengan harapan tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan umat manusia dan alam semesta.
Perawatan dan pemeliharaan yang dimaksud, baik secara fisik, maupun niskala (gaib) dengan melaksanakan kegiatan ritual yang disebut upacara Tumpek Landep.
Upacara tersebut dilaksanakan untuk memohon keselamatan kehadapan "Sang Hyang Pasupati", manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Dewa pencipta dan pemilik peralatan yang terbuat dari besi, perak, emas.
Makna dari pelaksanaan upacara Tumpek Landep menurut Sumadi, ayah dari dua putra itu, adalah mengasah dan meningkatkan ketajaman pikiran, menjaga kesucian teknologi serta mohon kekuatan lahir batin agar manusia selamat dalam mengarungi "samudera kehidupan".
Umat manusia hendaknya terus meningkatkan ketajaman dan kecerdasan akal serta pikiran dengan mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sebab dari semua makhluk yang dilahirkan ke dunia, hanya manusia yang dibekali kecerdasan akal dan pikiran.
Adapun sesajen yang dipersembahkan pada hari Tumpek Landep terdiri atas tumpeng putih kuning selengkapnya dengan lauk sate, terasi merah, daun dan buah-buahan 29 tanding (kelompok) dihaturkan di sanggah/merajan (tempat suci)`.
Persembahan kepada Sanghyang Pasupati berupa sebuah "Sesayut" Pasupati, sebuah "Sesayut Jayeng Perang", sebuah "Sesayut Kusumayudha", "Banten Suci", "Daksina, Peras, Ajuman, Canang Wangi, Reresik atau Pabersihan", yang semuanya terbuat dari rangkaian janur.
Besar kecilnya upacara tersebut dilaksanakan sesuai kemampuan seseorang atau perusahaan. Biasanya perusahaan besar akan menambah upacara ini dengan membuat pesta masakan khas Bali.
Oleh sebab itu tidak mengherankan, jika berbagai benda, termasuk mesin-mesin dan mobil pada hari Tumpek Landep dihias sedemikian rupa dengan berbagai ornamen "reringgitan" yang terbuat dari janur dan kain warna putih kuning.Mobil atau sepeda motor yang usai diupacarai biasanya tidak dilepas perhiasannya, sehingga saat melintas di jalan raya mobil itu tampak berbeda dengan hari-hari biasa.
Tentu sangat bagus jika spirit perdamaian dari upacara Tumpek Landep yang dilaksanakan umat Hindu di Bali terus didengungkan ke seluruh penjuru dunia dalam membangun kehidupan dunia global yang damai sejahtera.
(diambil dari berbagai sumber PHDI+Jeromangku_sudiada@yahoo.com+Ketut Oka Balebanjar.com)
Selamat Hari Raya Tumpek landep
BalasHapus